Produk Kesehatan Organik Bintang Lima

Apakah Organik Itu????

Pengertian Organik sebenarnya adalah "berasal dari tanah. Dengan maksud bahwa makanan itu asli, tidak tercemar dan bebas dari bahan kimia lainnya."

Bapak teori organik Henry Chang, menyatakan bahwa "makanan organik" berarti seluruh pertanian yang bebas dari pupuk kimia, bahan kimia atau bahan tambahan sejak pertama pertania itu dilakukan (Seluruhnya dilakukan secara alami). beberapa contoh diantaranya adalah cara membajak tanah secara tradisional, menggunakan pupuk alami, atau tanah yang memang subur, atau memasukkan cacing ke dalam tanah untuk menggemburkan tanah melalui kegiatan alami. Hal ini bertujuan untuk mengoksidasikan tanah sehingga bisa meminimalkan pencemaran tanah, udara dan air di kawasan tanah tersebut.Peternakan hewan secara organik juga dimulai dengan pemberian makanan organik. Makanan-makanan tersebut harus bebas dari hormon pertumbuhan, dan hewan ternak juga tidak perlu disuntik dengan hormon tambahan lain.

Oleh karena itu Dr. Henry Chang yakin bahwa sebenarnya umur manusia bisa mencapai 100 tahun bahkan lebih. Namun saat ini hal tersebut sangat mustahil dikarenakan makanan yang dikonsumsi manusia terlalu banyak mengandung bahan2 kimia, sehingga secara tidak langsung bisa mempengaruhi sistem kekebalan yang berakibat terjadinya berbagai penyakit. Residu pestisida kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dikonsumsi akan terakumulasi dalam tubuh kita dan dapat membahayakan kesehatan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan aktif yang bersifat racun dari pestisida kimia tidak terbuang ke luar tubuh, tetapi akan terakumulasi di dalam jaringan dan dapat memicu timbulnya kangker, penurunan kesuburan, gangguan fungsi syaraf, kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.

Beras dan sayuran sebagai bahan pangan utama yang kita konsumsi setiap hari sangat berpotensi mengandung residu pestisida berbahaya. Dan menurut hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar beras yang dihasilkan telah tercemar 5 jenis residu insektisida berbahaya, yaitu Klorporifos , Lindan, Endosulfan, BPMC, dan Karbofuran dengan residu yang telah melebihi batas aman.

Dan oleh karena itu pada dasarnya Negara2 di seluruh dunia telah setuju untuk menuju ke arah Organik. Sehingga apabila makanan organik menjadi populer di dunia, dan akhirnya dapat mengubah kebiasaan makan dan minum kita, maka tujuan untuk hidup sehat yang ideal bukanlah hal yang sulit.

Selanjutnya Bagaimana dengan anda ??? Apakah anda akan tetap mengorbankan kesehatan yang berharga dengan Kebiasaan Hidup yang Tidak SEHAT ???

Segeralah Bergabung bersama kami untuk mewujudkan Kehidupan Sehat dengan Gaya Hidup Organik dengan Mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan bebas dari bahan kimia.
>>>Selengkapnya...

Susu Sapi Memang Bukan Untuk Manusia (2)

TIDAK ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu, kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu ?

“Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: “The Miracle of Enzyme” (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis. Jawabnya: “Karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan “enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.

Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.

Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang “jelek”: benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut. Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini rasanya, keilmiahannya kurang bisa dipertanggung jawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak “lomba lari” oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.

Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali ! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum 4 atau 5 jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.

Yang paling mendasar dari teorinya adalah: Setiap tubuh manusia sudah diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam “lumbung enzim-induk“. Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.

Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang telah teroksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, tubuh mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan ? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.

Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan “jelek” itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.

Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan “pengobatan” seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan “pengobatan” alamiah tersebut.. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.

Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.







SUMBER : http://www1.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=69322
>>>Selengkapnya...

Bermanfaatkah Susu Sapi???

Selama ini kita dibombardir dengan iklan produk susu sapi yang intinya bagus untuk manusia. Ibu sering menyuguhkan kita susu sapi tiap harinya, bahkan bisa 2 gelas susu. Benarkah susu sapi bermanfaat bagi manusia?

Ok, di bawah ini kupasan yang menyebutkan susu sapi bermanfaat bagi manusia.


Dari Kompas.com:

Susu sapi disebut juga darah putih bagi tubuh karena mengandung banyak vitamin dan berbagai macam asam amino yang baik bagi kesehatan tubuh. Dalam segelas susu terdapat antara lain:

1. Potasium, yang menggerakkan dinding pembuluh darah agar tetap stabil, menghindarkan Anda dari penyakit darah tinggi dan jantung.
2. Zat besi, mempertahankan kulit tetap bersinar.
3. Tyrosine, mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur lebih nyenyak.
4. Kalsium, menguatkan tulang.
5. Magnesium, menguatkan jantung dan sistem saraf sehingga tidak mudah lelah.
6. Yodium, meningkatkan kerja otak besar.
7. Seng, menyembuhkan luka dengan cepat.
8. Vitamin B2, meningkatkan ketajaman penglihatan.

Sedangkan di bawah ini kupasan yang menyebutkan susu sapi tidak bermanfaat bagi manusia.

Berdasarkan buku The Miracle of Enzyme oleh Hiromi Shinya, MD disebutkan bahwa susu sapi termasuk makanan yang paling buruk bagi manusia. Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan “enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Susu termasuk makanan yang sulit dicerna. Kasein, yang membentuk sekitar 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit dicerna. Selain itu, susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.

Dari Harvard School of Public Health:

It’s not a news flash that calcium is key for healthy bones. Getting enough calcium from childhood through adulthood helps build bones up and then helps slow the loss of bone as we age. It’s not clear, though, that we need as much calcium as is generally recommended, and it’s also not clear that dairy products are really the best source of calcium for most people.

While calcium and dairy can lower the risk of osteoporosis and colon cancer, high intake can increase the risk of prostate cancer and possibly ovarian cancer.

Plus, dairy products can be high in saturated fat as well as retinol (vitamin A), which at high levels can paradoxically weaken bones.

Good, non-dairy sources of calcium include collards, bok choy, fortified soy milk, baked beans, and supplements.

***
Jadi sebenarnya susu sapi (termasuk susu sapi murni) bermanfaat gak bagi manusia?

>>>Selengkapnya...

Susu Sapi Memang Bukan Untuk Manusia

Heboh susu formula mengandung bakteri, memunculkan lagi ingatan betapa pentingnya ASI (air susu ibu) bagi pertumbuhan balita (bayi di bawah lima tahun). Secara alamiah, sesuai biologisnya, makluk hidup dilengkapi dengan organ reproduksi dan penyambung proses reproduksi.


Perempuan dan mamalia berjenis kelamin betina memiliki kelenjar susu yang menghasilkan cairan yang berisi saripati makanan. Cairan yang lazim disebut susu ini merupakan bagian terpenting dari proses kelangsungan hidup bayi hasil reproduksi.

Pada kondisi tertentu, perempuan memiliki kelainan pada kelenjar susunya yang mengakibatkan tidak sempurnanya produksi air susu. Kelainan inilah yang kemudian melahirkan susu formula yang terbuat dari susu hewan mamalia (sapi) sebagai pengganti ASI.

Karena sifatnya pengganti, dan dihasilkan dari makhluk berbeda, kualitas antara dua jenis susu tersebut tidaklah sama. Sebaik apa pun komposisi sebuah susu formula masih belum mampu mengalahkan keunggulan ASI sebagai makanan bayi.

Air susu yang dihasilkan mamalia (makhluk/binatang yang menyusui anaknya) memiliki spesifikasi tersendiri sesuai dengan spesiesnya masing-masing. Untuk bayi manusia yang terbaik adalah air susu yang dihasilkan manusia. Air susu sapi yang lazim diolah menjadi bahan dasar susu formula tentu nustrisinya hanya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak sapi. Bukan untuk bayi manusia.

Untuk mengingat kembali pentingnya ASI, berikut beberapa keunggulan ASI dibanding susu formula.

a. Sumber Gizi Sempurna

ASI: Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Susu formula: Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey : casein susu sapi adalah 20:80.

b. Mudah Dicerna

ASI: Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang lebih 5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan, antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat), dan protease (untuk menguraikan protein).

Sisa metabolisme yang akan diekskresikan (dikeluarkan) melalui ginjal pun hanya sedikit, sehingga kerja ginjal si kecil menjadi lebih ringan. Asal tahu saja, metabolisme ini penting karena merupakan proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru, dan lain-lain.

Susu formula: Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan. Perlu diketahui, serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzim-enzim pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme, yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.

c. Komposisi Sesuai Kebutuhan

ASI: Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri dengan kebutuhan gizi bayi. Misalnya, kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu sesudahnya) terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi optimal.

Selain itu, komposisi ASI pada saat mulai menyusui (fore milk) berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui (hind milk). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan hind milk (berwarna putih dan kental). Walau tampak sehat, pertambahan berat badan bayi yang hanya mendapat fore milk kurang baik. Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis.

ASI ibu yang melahirkan bayi prematur juga sesuai dengan kebutuhan bayinya. Antara lain, kandungan proteinnya lebih tinggi dan lebih mudah diserap.

Susu formula: Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai aturan pakai).

d. Mengandung Zat Pelindung

ASI: Mengandung banyak zat pelindung, antara lain imunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu, ASI mengandung zat yang tidak terdapat dalam susu sapi, dan tidak dapat dibuat duplikasi atau tiruannya dalam susu formula, yaitu faktor bifidus. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli .

Susu formula: Hanya sedikit mengandung imunoglobulin, dan sebagian besar merupakan jenis yang "salah" (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup

e. Cita Rasa Bervariasi

ASI: Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Susu formula: Bercita rasa sama dari waktu ke waktu.
>>>Selengkapnya...